Sejarah TK dan Perekembangannya
Pada tahun 1800an taman kanak-kanak pertama kali dirancang oleh seorang filsuf Jerman yang juga seorang guru yang bernama Friedrich Froebel. Dia membayangkan TK menjadi sebuah taman untuk anakaaa -sebuah tempat yang penuh dengan tumbuh-tumbuhan dan bunga-bunga dan aktifitasnya adalah aktifitas yang ditujukan untuk memelihara rasa ingin tahu anak. Pada awalnya, TK tidak pernah dimaksudkan menjadi sebuah kelas.
Vivian Paley, seorang penulis yang memenangkan penghargaan sebagai pendidik anak usia dini terbaik, percaya bahwa tujuan dari 'sekolah pertama' ini adalah untuk mengembangkan kekuatan social dan imajinatif anak, serta menumbuhkan rasa percaya diri. Dia selalu berpesan pada para guru TK, "Kenali siswamu: bermainlah."
Seiring waktu, kini, Froebel bisa jadi sangat terkejut bila ia tahu perkembangan tren terkini di dunia pendidikan TK -tren yang memutar balik TK jauh dari akarnya, dan kini berubah menjadi miniatur dari sebuah kelas satu SD. DI kelas ini, sekarang, seorang anak berusia 5 tahun mulai menulis kalimat, mengidentifikasi bunyi fonetik, membuat buku, dan belajar menggunakan huruf kapital dalam sebuah paragraf.
Penulis utama Teacher Magazine -David Ruenzel, mengemukakan alasan dari tren tersebut sebagai berikut: "Para orangtua yang anaknya sudah lama mengecap 'sekolah' di day care dan preschool, sering menganggap bahwa banyak bermain di kelas TK adalah sebuah kemunduran. Mereka ingin anaknya mulai menulis dan membaca -bukan bermain." Dan seorang ahli yang lain pernah berkata bahwa sekolah menekankan sisi akademis di TK, adalah responnya terhadap permintaan masyarakat atas standar nilai yang tinggi.
Tekanan di kehidupan awal akademis mereka, sekarang terbukti mulai menyebabkan banyak kekurangan di berbagai bidang keterampilan, dan membuat mereka menjadi pembelajar yang lambat, padahal sesungguhnya, mereka bias menjadi lebih baik bila tahapan perkembangannya berjalan dengan semestinya.
Tujuan pendidikan pra-sekolah (usia dini) adalah :
1. Menurut Kurikulum 2004 di INDONESIA :
Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik PSIKIS dan FISIK yang meliputi MORAL dan NILAI-NILAI AGAMA, SOSIAL EMOSIONAL, KOGNITIF, BAHASA, FISIK/MOTORIK, KEMANDIRIAN dan SENI untuk SIAP MEMASUKI PENDIDIKAN DASAR.
2. Yang dianut oleh sebagian besar NEGARA di DUNIA:
- untuk mengembangkan self-esteem (harga diri) dan confidence (percaya diri) anak
- untuk mengajarkan konsep dasar kerjasama
- mengarahkan curiosity (rasa ingin tahu) anak dengan cara yang positif
- mengarahkan love of learning (kecintaan belajar) anak dengan cara yang positif
3. Di JEPANG, tujuan umumnya:
- untuk mengasuh anak-anak usia dini
- untuk memberikan lingkungan yang layak bagi perkembangan jiwa anak
Read more...